Juangrakyat.com, Bawean Gresik. Dorongan untuk mengusung Presiden Soeharto menjadi Pahlawan Nasional sudah mulai terlihat. Kali ini, masyarakat kepulauan di Bawean Gresik sangat merindukan sosok Presiden yang disebut sebagai Bapak Pembangunan. 

Masyarakat Petani Bawean ( MPB ) menyatakan dukungan penuh terhadap usulan pengangkatan Presiden Soeharto sebagai Pahlawan Nasional. Sebagai masyarakat petani yang memiliki komitmen untuk mengenang dan melestarikan warisan kepemimpinan Soeharto.

“Masyarakat Petani Bawean menilai bahwa mantan presiden ini telah berkontribusi besar melalui kebijakan dan program-program yang berpengaruh signifikan pada pembangunan nasional, khususnya di sektor ekonomi, pertanian, pendidikan dan stabilitas nasional,” kata Prof Hariadi, MP Pembina Masyarakat Bawean.

Dia mengatakan, bahwa menjaga dan menghidupkan kembali nilai-nilai positif kepemimpinan yang diwariskan Soeharto. Dengan semangat kemandirian ekonomi dan pembangunan yang digaungkan pada masa pemerintahannya.

“Kami akan berperan aktif dalam berbagai kegiatan yang bertujuan mendukung kesejahteraan masyarakat, ketahanan pangan, dan kemajuan pembangunan nasional,” ujar Prof Hariadi.

Dia mengklaim program-program era Soeharto, seperti swasembada beras dan pengembangan infrastruktur di berbagai wilayah, dinilai masih relevan dan bermanfaat hingga kini, menjadi fondasi bagi generasi penerus bangsa.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Ketua Masyarakat Petani Bawean, Muhammad, petani porang bawean mendukung pemerintah menciptakan ketahanan dan swasembada pangan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.

“Sebagai bentuk dukungan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional, masyarakat petani bawean secara aktif dengan kegiatan bertani tanam porang untuk mengenang jasa-jasa Soeharto dalam sektor pertanian dan pencapaian swasembada pangan,” ungkap Muhammad.

Sebagai langkah kongkrit, Masyarakat Petani Bawean (MPB) selalu memberikan pemahaman pada masyarakat mengenai kontribusi Soeharto bagi bangsa, khususnya masyarakat Bawean cukup besar semasa kepemimpinan Soeharto. (red/*)