Juangrakyat.com, Surabaya. Peribahasa yang menyatakan bahwa usia adalah label bukan batasan terbukti di perhelatan Wisuda ke-130 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Dinobatkan sebagai wisudawan tertua dengan usia 61 tahun 11 bulan, Mohammad Ridwan Utina ST MT berbagi rahasia lulus dengan predikat cumlaude dari Program Studi (Prodi) S2 Teknik Sistem Perkapalan ITS pada prosesi wisuda hari ke-2, Minggu (22/9).
Mengawali karir di Badan Pengkaji dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada tahun 1989, laki-laki yang akrab disapa Ridwan itu mengaku tertarik pada bidang hidrodinamika kapal dan bangunan apung. Bagi Ridwan, hidrodinamika merupakan sesuatu yang menarik untuk diteliti. “Persepsi itu mengantarkan saya untuk melanjutkan pendidikan S2 di ITS melalui Program Degree by Research (DBR) BRIN,” tuturnya.
Laki-laki yang lulus dengan Indeks Penilaian Kumulatif (IPK) 3,97 itu mengungkapkan bahwa kunci dirinya meraih hasil nyaris sempurna terletak pada beberapa poin penting. Ridwan mengaku bahwa ia sudah mempersiapkan diri sejak pertama kali mendaftar program S2. Kesiapan tersebut berupa topik penelitian yang akan dikembangkan dalam penyusunan tesis dan publikasi pada jurnal terindeks Scopus.
Selain persiapan topik penelitian, periset di Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu menyebutkan bahwa motivasi diri juga hal yang sangat penting dalam meraih hasil sempurna. Motivasi diri dapat membangkitkan semangat dan dorongan untuk tekun belajar dan disiplin selama menjalani perkuliahan. Dalam konteks kelulusannya, Ridwan mengungkapkan bahwa IPK 4 dan waktu lulus tiga semester merupakan motivasi internal untuk menjaga momentum keberhasilannya.
Tidak kalah penting, Ridwan menjelaskan bahwa manajemen waktu juga patut menjadi pertimbangan. Manajemen waktu untuk berkuliah, bekerja, dan berkumpul bersama keluarga merupakan tiga tanggung jawab yang harus dicari benang merahnya. “Jangan sampai salah satu dari ketiga tanggung jawab ini terabaikan,” pesannya mengingatkan.
Wisudawan kelahiran 1962 itu juga bercerita mengenai penelitian yang mengantarkannya meraih gelar magister di bidang engineering. Secara tidak langsung, penelitian ini juga yang mengantarkan Ridwan meraih IPK nyaris sempurna. Penelitian dari tesis tersebut bertajuk Analisa Pengurangan Tahanan Total pada Kapal Patroli Berbentuk Lambung Axe Bow dengan Metode CFD dan Uji Model.
Sederhananya, tesis tersebut menjelaskan bagaimana bentuk lambung axe bow dapat memengaruhi tahanan kapal yang diakibatkan oleh gelombang. Penelitian ini telah diterapkan pada kapal patroli yang memegang peran strategis dalam menjaga keamanan perairan di Nusantara ini.
Hasilnya, diketahui fakta bahwa bentuk lambung kapal jenis ini dapat mengurangi tahanan total kapal sebesar 10 – 12 persen pada kapal patroli dibanding dengan bentuk lambung konvensional. Pengurangan tahanan total kapal ini dinilai sangat menguntungkan karena dapat mengurangi power machine, sehingga penggunaan bahan bakar dapat lebih hemat.
Terakhir, laki-laki berkacamata itu mengaku bahwa dirinya tidak menyangka kembali ke dunia pendidikan untuk menuntut ilmu dapat menjadi sesuatu yang menyenangkan. Tentunya di usia lanjut, kekhawatiran akan kendala saat menuntut ilmu sempat menjadi tantangan tersendiri.
“Namun, Alhamdulillah dengan niat dan tekad yang kuat dapat dilalui dengan lancar,” ucapnya penuh syukur. (red/*)