Diserang Dua Kubu !!! Khofifah Klaim Realisasi Investasi di Jatim Tembus 145 triliun Selama Periode Menjabat

4 November 2024 / oleh juangrak / views 288
kip-emil-1

Juangrakyat.com, Surabaya. Debat kedua Paslon Gubernur sungguh menarik untuk dikonsumsi oleh publik Jawa Timur. Ketiga kandidat, yakni Paslon No Urut 1 Luluk-Lukman, No Urut 2 Khofifah-Emil dan Paslon No Urut 3 Risma-Gus Han memaparkan ide dan gagasan terkait Pemerintahan Provinsi Jawa Timur.

Tampak dalam debat, Kedua Paslon Luluk-Lukman dan Risma-Gus Hans menyerang dan menyudutkan kinerja dan kinerja Paslon Petahana Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak selama menjabat di periode 2019-2024. Bahkan, ada isu strategis yang dipersoalkan karena dianggap tidak maksimal menyentuh Pondok Pesantren, angka pengangguran di Jatim dan pertumbuhan ekonomi.

Khofifah menjawabnya dengan data, calon gubernur yang merupakan pentolan dari Muslimat NU ini mengklaim jika realisasi investasi di Provinsi Jawa Timur dalam 5 tahun atau periode pemerintahannya tembus Rp145 triliun.

Menurutnya, nilai investasi tersebut masuk ke dalam nomor urut kedua tertinggi setelah DKI Jakarta menurut versi Lee Kuan Yew School of Public Policy. Khofifah menjelaskan bahwa angka tersebut telah membuat iklim investasi di Provinsi Jawa Timur membaik selama dirinya yang memimpin Jawa Timur.

“Kami ingin menyampaikan bahwa investasi di Jawa Timur 5 tahun terakhir, mencapai titik tertinggi Rp145 triliun. Masuk nomor urut kedua setelah Jakarta,” tutur Khofifah di sela-sela debat kandidat Cagub Jatim 2024, Senin (4/11/2024).

Selain itu, Khofifah mengklaim dirinya juga telah berhasil membuat pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Jawa Timur, di mana setiap ekonomi tumbuh maka akan membuka lapangan pekerjaan baru untuk warga Jawa Timur.

“Kami juga ingin menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur itu, tumbuh inklusif, itu artinya setiap tumbuh akan membuka lapangan kerja,” katanya. Mantan Menteri Sosial itu juga membanggakan nilai tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jawa Timur yang kini lebih rendah daripada TPT skala nasional.

“Kemudian pada saat yang sama, indeks pembangunan manusia [IPM] di Jawa Timur sebaiknya lebih tinggi daripada IPM nasional,” pungkasnya. (red/*)

juangrak