Juangrakyat.com, Surabaya. Kegaduhan yang dilakukan oleh Utusan Presiden Bidang Kerukunan Beragama Gus Miftah belum tuntas meski sudah ada tabayun (pertemuan) dengan penjual es teh Sunhaji. Bahkan, sekarang semakin meruncing dalam penyikapan aksi pelecehan tersebut disampaikan oleh masyarakat.
Muncul petisi masyarakat yang mendesak Presiden Prabowo Soebianto untuk mencopot jabatan yang melekat di Gus Miftah. Jumlahnya sungguh mengejutkan. Dimulai tanggal 4 Desember kemarin, petisi berjudul “Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Khusus Presiden” pada tanggal 6 Desember pukul 11.10 wib sudah menyentuh angka 266.112 orang.
“Dalam pidato bapak, sangat jelas bahwa bapak sangat menghormati, menghargai mereka-mereka yang bekerja sebagai pedagang, tukang bakso, nelayan, dan pekerja di lapisan masyarakat menengah lainnya. Mereka yang bekerja dan menghasilkan uang secara halal.
Tapi sekarang, salah satu utusan bapak memberikan contoh sebaliknya. Jika ini terus dibiarkan, secara tidak langsung pemerintahan yang bapak pimpin ikut tercoreng.
Apa yang dilakukan oleh Gus Miftah adalah gambaran karakter beliau, karena hal seperti ini sudah terjadi beberapa kali. Untuk itu, agar jajaran bapak sejalan dengan bapak, segera copot Gus Miftah!” ini kutipan narasi petisi yang termuat di change.org.
Penilaian minor publik terhadap sosok Utusan Khusus Presiden tersebut semakin melebar. Bahkan di media sosial muncul kembali pelecehan yang dilakukan oleh Gus Miftah terhadap budayawan Mbak Yati Pesek. Tokoh publik, selebgram, artis, dan masyarakat beramai-ramai membuat parodi atau bahkan konten yang berharap Presiden Prabowo Soebianto memberikan tindakan tegas hingga pencopotan terhadap Gus Miftah.
Dalam petisi yang sudah viral, ada beberapa tanggapan yang termuat di change.org dari akun-akun masyarakat. @hera….”saya ga rela pajak saya untuk bayar orang nirempati dan gak mendidik kaya dia, mubadzir!”
@kucayaja “copot Gus Miftah karena telah menghina orang yang sedang berjuang keras untuk keluarganya apalagi sampai menyebut kata goblok…”
@faisalpratama “Pentingnya adab daripada ilmu, lebih baik juala es teh daripada jualan agama” (red/*)